Desainer grafis dan pelukis berkebangsaan Indonesia, dikenal sebagai salah satu tokoh seni grafis yang karya-karya grafisnya menjadi salah satu referensi para pegrafis muda. Memiliki keberanian dalam berkreasi untuk menghasilkan karya grafis baru. Di antaranya, pernah mencetak gambar digital yang amat menarik sehingga berkali-kali dipamerkan dikala itu masih banyak yang beranggapan gambar digital bukan merupakan bagian dari Seni.
Syahrinur Prinka menempuh pendidikan grafisnya di Seni Rupa ITB pada tahun 1968. Pada saat itu di studio grafis dipelajari baik desain grafis (ilustrasi, fotografi, desain untuk penerbitan, desain pameran) maupun seni grafis (woodcut, etching, lithography, silkscreen) sekaligus. Suasana seni rupa masa itu memberi peluang baginya untuk bermain dengan pikiran dan imajinasi bebas. Tugas akhir Prinka adalah karya grafis ilustrasi eksploratif untuk karya-karya sastra Iwan Simatupang.
Tahun 1977 Prinka mulai bekerja sebagai kepala tata muka di Majalah Tempo atas tawaran Goenawan Mohammad, yang kagum pada infografis yang dibuatnya untuk redaksi Tempo. Setelah lima tahun bekerja dan menghayati sistem kerja majalah, baru tahun 1982 Prinka menampilkan karya desain majalah yang kemudian akan jadi dasar perkembangan desain majalah berita di Indonesia. Tempo meramu antara jurnalisme dan seni rupa dalam wajah yang tidak hanya “enak dibaca dan perlu” tapi juga harus enak dilihat!
Bagi Prinka, ilustrasi merupakan jembatan komunikasi antar pembaca dengan teks, hingga tetap diperlukan imaji yang dikenal agar dapat merangsang imajinasi pembaca. Karena itu karya gambar Prinka selalu representatif, tidak abstrak, meski imajinasi yang ditimbulkannya bisa sangat liar dan dalam.